Rabu, 08 Juni 2011

SOSIOLOGI
SOSIALISASI DAN KEPRIBADIAN

IV SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN Standar Kompetensi : Menerapkan nilai dan norma dalam proses pembentukan Kepribadian Kompetensi Dasar : Siswa mampu menjelaskan sosialisasi sebagai proses dalam pembentukan kepraibadian Materi selayang pandang Sosialisasi adalah sebuah proses mempelajari dan menghayati norma serta perilaku yang selaras dengan peran peran social yang berlaku dalam suatu masyarakat. Proses sosialisasi adalah proses penyesuaian diri atau adaptasi seseorang terhadap masyarakat atau kehidupan kelompok tempat ia bergaul dalam kehidupannya. Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi. Faktor factor pembentuk kepribadian : 1. Warisan biologis 2. lingkungan fisik 3. kebudayaan 4. pengalaman kelompok 5. pengalaman unik Sejumlah manusia dalam suatu masyarakat memiliki pola interaksi yang khas yang disebut kebudayaan, sedangkan kepribadian diwujudkan dalam diri individu dan kelakuan nya. Digambarkan oleh Soekanto, individu dan kepribadian sebagaimana masyarakat dan kebudayaan. Dengan demiki an kepribadian, masyarakat, dan kebudayaan memiliki hub ungan yang sangat erat satu dengan lainnya. Macam macam kepribadian : 1. kepribadian individu 2. kepribadian umum 3. kepribadian barat dan kepribadian timur Terdapat beberapa kebudayaan khusus yang mempengaruhi Kepribadian : 1. kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan 2. kebudayaan khusus atas dasar kelas sosial 3. kebudayaan khusus atas dasar agama 4. kebudaayaan khusus atas dasar profesi. — Be your self—n INFO SOSIAL SOSIALISASI ANAK DARI KELUARGA GOLONGAN PEGAWAI TINGGI DISEBUAH KOTA DI INDONESIA. Sejak dilahirkan seorang bayi mungil itu sudah menghadapi beberapa individu. Ia menge nal mengenal lingkungan masyarakat kecil, yang terdiri atas ibu, seorang juru rawat, neneknya dan kakeknya. Dalam kontak dengan ke empat orang tadi,ia memperoleh perlakuan mereka dengan perhatian, kas sayang dan cinta. Maka, dimulaiah belajar kebiasaan pertama, yaitu makan dan tidur pada saat saat yang teratur. Disamping memperoleh perlakuan dan perhatian kasih sayang dari ibunya, ia juga mendapatkan perhatian dari kakak kakaknya Perhatian juga datang dari beberapa saudara tua lain yang kebetulan menumpang pada orang tuanya, juga dari beberapawanita pembantu rumah tangga, yang mempunyai tugas khusus. Ketika memasuki tahun tahun pertama, kedua, ketiga dan seterusnya, dengan susah payah dan disertai banyak konflik, ia harus menyesuaikan segalakeinginan dirinya dengan orang orang tersebut. Interaksi dengan lingkungan sosialnya menjadi lebih intensif, manakala ia mengembangkan bahasanya, sehingga ia dapat mencurahkan isi hatinya dengan lebih jelas. Memasuki masa kanak kanak, ia juga diperkenalkan kepada paman daan bibinya ,dan ke pada para tetangga kenalan ayah dan ibu.nya. Ia juga mulai bermain dengan anak anak tetangga di halaman rumah.Dalam masa itulah ia mulai belajar mengenal berbagai peranan sosial. Kakak kakak dan teman temanya yang lebih tua acapkali dimenangkan dan mempunyai hak lebih banyak. Sering kali ia dipaksa untuk mengikuti kemajuan orang lain dengan berbagai ancaman yang mereka berikan. Memasuki masa sekolah,ia mulai mengenal arti dari perbedaan perbedaan antara jenis kelamin yang lazim dalam masyarakatnya. Jika hasrat cinta tumbuh pada masa remaja, ia harus belajar menyesuaikan diri dengan aturan kebudayaan dan adata istiadat yang terdapat dalammayarakatnya. Demikianlah, dalam proses selanjutnya terdapat aturan aturan yang berpengaruh pada semua individu dalam setiap lingkungan sosialnya. ( prof. Dr. Koenjaraningrat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar